BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

feec

feec

Jumat, 09 April 2010

Tanya Kenapa???!!!

Klaim bahwa ganja menghancurkan sel-sel otak berdasar pada laporan-laporan spekulatif setengah abad yang lalu yang tidak pernah didukung oleh satu pun studi ilmiah. ( Lynn Zimmer, Ph.D. & John P. Morgan, M.D. “Marijuana Myths, Marijuana Facts”. 1997)

Bertentangan dengan propaganda anti narkotika yang menyatakan bahwa ganja mematikan sel-sel syaraf, beberapa penelitian modern menemukan bahwa cannabinoid, zat-zat aktif dalam ganja justru memiliki efek melindungi sel-sel syaraf. Cannabinoid adalah nama untuk kumpulan senyawa-senyawa aktif (baik psikoaktif maupun yang non-psikoaktif) dalam ganja seperti Tetra Hydro Cannabinol (THC), Cannabinol dan Cannabidiol (CBD). Studi ilmiah menunjukkan bahwa senyawa-senyawa cannabinoid dalam ganja melindungi syaraf dengan menghambat dua proses molekular yang dikenal dengan oxidative stress (tekanan oksidasi) dan glutamate excitoxicity (eksitoksisitas glutamat) [2], kedua proses ini berperan dalam merusak sel syaraf. Fungsi perlindungan saraf (neuroproteksi) oleh ganja berjalan melalui lima mekanisme :

1) Mengurangi eksitotoksisitas (pengeluran zat-zat racun) dengan menghambat pelepasan neurotransmitter glutamate, atau dengan memblokir reseptor-reseptornya.
2) Memblokir dan menghambat naiknya pelepasan kalsium yang dipicu oleh reseptor NMDA akibat aktifitas antagonisnya.
3) Mengurangi luka oksidatif dengan berfungsi sebagai pengumpul dari zat-zat oksigen reaktif yang membahayakan sel syaraf.
4) Mengurangi inflamasi sel syaraf lewat aktifitas reseptor CB-2 pada aktifitas sel Glial (salah satu jenis sel syaraf) yang mengatur regenerasi dan kemampuan bertahan hidup dari sel syaraf.
5) Mengembalikan suplai darah ke daerah yang terluka dengan mengurangi penyempitan atau memperlebar (vasokonstriksi) pembuluh darah.

Cannabinoid berperan dalam neuroproteksi lewat satu atau lebih proses-proses diatas terutama pada kondisi parah, neurodegenerasi, luka trauma dan iskemia. Cannabinoid juga bisa menjadi terapi efektif untuk memperlambat atau bahkan menghentikan proses-proses neurodegenerasi pada proses kognitif seperti pada penyakit Alzheimer, gangguan kemampuan motorik seperti Parkinson, penyakit Huntington, ALS (Amyotropic Lateral Sclerosis) dan Multiple Sclerosis (MS) [1]. Peneliti dari NIMH (National Institute of Mental Health) menemukan bahwa THC, zat psikoaktif utama dalam ganja (yang memberikan efek “tinggi”) dan CBD, zat non-psikoaktif yang berefek anti-konvulsan (mencegah kejang), keduanya memiliki efek antioksidan kuat dalam studi laboratorium. Menurut ilmu kedokteran, antioksidan diandalkan untuk melindungi sel-sel syaraf pada korban stroke dari paparan zat-zat racun kimia otak yang dikenal dengan glutamat. Trauma (benturan) pada kepala dan stroke menyebabkan terputusnya suplai oksigen pada sel-sel syaraf didaerah terjadinya trauma dan stroke, putusnya suplai oksigen ini menyebabkan pelepasan glutamat secara berlebihan dan mengakibatkan kerusakan permanen pada sel-sel otak. Ilmuwan menyatakan, CBD memiliki keunggulan dibanding antioksidan pada umumnya karena senyawa CBD bekerja dengan cepat karena menembus blood-brain barrier (filter darah yang masuk ke otak) dengan mudah dan tidak beracun (non-toxic). [3]

0 komentar: